UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SORONG
Di susun Oleh :
.Rizaldi.Suaib
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
PENGANTAR MANAJEMEN
Pendahuluan
Pada
dasarnya lingkungan dan budaya organisasi disadari kita jalani di setiap aktivitas
keseharian kita, Tetapi sebenarnya apakah itu lingkungan dan budaya di dalam
sebuah organisasi kalau kita bahas dari segi internal, eksternal,
internasional, lintas negara, dan budaya.
Sebelum
kita masuk pada pokok pembahasan materi nantinya, Kita harus tahu dulu basicnya
apakah pengertian dari organisasi, Organisasi merupakan sekumpulan orang yang
terdiri lebih dari satu orang yang mempunyai tujuan yang sama demi mencapai
hasil tertentu. Setelah kita tahu pengertian dari organisasi maka dipokok pembahasan
nantinya akan dibahas lebih jelas tentang lingkungan dan budaya organisasi baik
itu dari segi internal, eksternal, internasional, lintas negara, dan budaya.
Materi
lingkungan dan budaya organisasi ini kita buat sebagai bahan belajar dan tugas
kelompok persentase pada mata kuliah penghantar manajemen, Mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila pada bahan belajar ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, Karena manusia tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Pokok Pembahasan
·
Lingkungan dan Organisasi
Bisnis
·
Lingkungan
Internal Organisasi
·
Lingkungan
Eksternal Organisasi
·
Lingkungan
Internasional (International
Environment)
·
Berbagai Bentuk
Kegiatan Bisnis Internasional
·
Faktor-Faktor
Terkait dalam Bisnis Internasional
·
Budaya Organisasi
dan Kegiatan Bisnis
·
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL dan ETIKA MANAJEMEN
·
Tanggung Jawab
Sosial dari Organisasi
·
Pro dan Kontra
Mengenai Tanggung Jawab Sosial
·
Mengelola
Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
A. Lingkungan dan Organisasi
Bisnis
1.
Organisasi Bisnis Sebagai Bagian dari Lingkungan
Organisasi sebagai
kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada
dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari lingkungan dan masyarakat,
sebagai contoh : sebuah keluarga atau rumah merupakan bagian dari lingkungan
Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi.
Sebuah perusahaan atau organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan
lingkungan tidak dapat menafikan bahwa selain kegiatan bisnis yang dikelolanya,
organisasi tersebut juga terlibat dengan lingkungan disekitar organisasi.
Pada praktiknya perusahaan
barangkali perlu memikirkan untuk merekrut tenaga kerja dengan memperioritaskan
masyarakat di sekitar perusahaan tersebut beroperasi. Selain sebagai tanggung
jawab sosial, juga sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Organisasi tidak dapat mengabaikan bahwa mereka mereka merupakan bagian dari
lingkungan.
2.
Lingkungan Internal Organisasi
Yang dimaksud dengan
Lingkungan Internal Organisasi adalah berbagai hal atau berbagai pihak yang
terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi dan mempengaruhi
langsung terhadap setiap program, kebijakan organisasi. Yang termasuk dengan
Lingkungan Internal Organisasi adalah :
a. Pemilik Organisasi
(Owners)
Pemilik Organisasi adalah
mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan sebagai pemilik akibat
adanya penyertaan modal, ide, maupun berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan
sebagai pemilik organisasi.
Organisasi perlu memahami
para pemilik organisasi, karena setiap pemilik memiliki tujuan yang hendak
dicapainya melalui kepemilikannya atas organisasi.
b. Tim Manajemen (Board
of Manager or Directors)
Tim Manajemen adalah
orang-orang yang menurut para pemilik organisasi perusahaan dinyatakan atau
ditunjuk sebagai pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari untuk
suatu periode tertentu. Orang-orang ini bekerja secara profesional berdasarkan
tugasnya masing-masing, dan dalam periode tertentu harus melaporkan setiap
kegiatannya pada pemilik perusahaan.
c. Para Anggota
atau Para Pekerja (Employes)
Para anggota atau para
pekerja dalam sebuah organisasi merupakan unsur Sumber Daya Manusia (SDM) yang
sangat dominan dalam sebuah organisasi. Para pekerja inilah yang sehari-hari
bergelut dengan aktivitas operasional perusahaan dan menjalankan tugas-tugas
keseharian. Para pekerja merupakan aset bagi perusahaan.
d. Lingkungan Fisik
Organisasi (Phsycal Work Environment)
Pemilik organisasi,
pekerja, dan tim manajemen merupakan orang-orang atau sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan. Organisasi memiliki sumber daya yang yang tidak hanya
orang-orang , tetapi juga sumber daya uang (financial resources), sumber daya
alam (natural resources), maupun sumber daya informasi (informational
resources). Keseluruhan ini dapat dikategorikan sebagai lingkungan fisik
organisasi perusahaan. Bangunan, uang, peralatan, barang persediaan, dan lain
sebagainya merupakan lingkungan dimana setiap saat orang-orang dalam organisasi
perusahaan berinteraksi dan memanfaatkannya untuk dapat didayagunakan.
3.
Lingkungan Eksternal Organisasi
Dalam kegiatan
operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa beruhasa untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan-lingkungan yang terkait langsung atau lingkungan mikro
perusahaan dan lingkungan yang tidak terkait langsung atau lingkungan makro
perusahaan. Yang termasuk lingkungan mikro perusahaan adalah :
a. Pelanggan (Customer)
Mereka adalah yang secara
langsung memanfaatkan, menggunakan dan menggunakan permintaan atas barang atau
jasa yang ditawarkan oleh organisasi. Dan karena pelanggan inilah menjadi
alasan kuat untuk berdirinya sebuah organisasi perusahaan dan beroperasi.
b. Pesaing (Competitor)
Pesaing adalah organisasi
bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita
jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan
(sekaligus ancaman) yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan.
c. Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah pihak yang
terkait langsung dalam kegitan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya
organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai
jenis bahan baku. Sebuah perusahaan sepatu sangat tergantung sekali dengan para
pemasok bahan baku sepatu, dari mulai pemasok kulit, lem, pemasok benang dan
sebagainya.
d. Partner Strategis
(Strategic Partner)
Yaitu perusahaan lain yang
menjalankan bisnis berbeda dengan kita, tetapi secara bersama-sama bisa menjadi
mitra kita dalam menjalankan bisnis yang saling menguntungkan kedua belah
pihak.
Yang termasuk Makro Perusahaan adalah :
a. Regulator
Regulator adalah
pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dan kegiatan bisnis
yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis. Agar keadaan
tersebut dapat terwujud, maka perlu dibuat aturan-aturan main yang dapat
disepakati oleh semua pihak di masyarakat tersebut.
b. Pemerintah
(Goverment)
Pemerintah adalah pihak
yang atas legitimasi politik tertentu disuatu negara, diangkat dan bertugas
untuk mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalam pembangunan di segala
bidang. Berdasarkan pengertian ini, maka pemerintah dituntut untuk melakukan
kegiatan-kegiatan proaktif. Mulai dari pemberian kebijakan, penetapan aturan
pemerintah, hingga upaya-upaya antisipasi dan penyeleseian atas berbagai
masalah yang ada di masyarakat menuju masyarakat yang lebih baik di segala
bidang baik material maupun spritual.
c. Masyarakat Umum
(Society)
Masyarakat umum adalah
keseluruhan pihak yang tidak termasuk ke dalam lingkungan-lingkungan yang
disebutkan diatas. Masyarakat ini antara lain : pelanggan, masyarakat disekitar
perusahaan, dan tokoh masyarakat dimana perusahaan ini berdiri. Termasuk juga masyarakat
yang menjadi kontrol apa yang dijalankan oleh perusahaan tersebut, misalnya
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diantaranya : YLKI.
B. Lingkungan Internasional
dan Kegiatan Bisnis
1.
Lingkungan Internasional (International Environment)
Lingkungan internasional
dapat menjadi menajdi peluang sekaligus tantangan atau ancaman bagi kegiatan
perusahaan.
Sebuah perusahaan perlu
memahami lingkungan internasional, terutama jika perusahan tersebut beroperasi
dalam jangka waktu panjang, dimana perubahan ke arah kompetensi global akan
semakin dirasakan sebagai sebuah kenyataan yang tidak dapat ditolak.
2.
Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional
a. Kegiatan Expor-Impor,
pasar produk (product market)
b. Lisensi (lisencing)
c. Partner
Strategis
d.
Investasi Langsung, diantaranya melalui berupa pendirian anak cabang perusahaan
di berbagai negara
3.
Faktor-Faktor Terkait dalam Bisnis Internasional
a. Kontrol dalam
perdagangan internasional
Kadangkala lingkungan
internasional dalam bisnis belum tentu menjamin sebuah perusahaan yang
beroperasi secara internasional akan sukses. Hal ini terkait dengan kepentigan
dari suatu negara dalam menjamin, selain transaksi bisnis bisa dijalankan, juga
kepentingan pebisnis lokal di setiap negara juga terjaga.
Ada dua jenis kontrol
perdagangan internasional yang biasanya dilakukan oleh setiap negara, yaitu :
Quota (Pembatasan jumlah barang yang diperjualbelikan secara internasional)
dan Tariff (Pembebanan pajak kepada
setiap barang yang di ekspor maupun impor).
b.
Komunitas ekonomi internasional
Kelompok yang terdiri dari
berbagai negara yang bersepakat untuk mengurangi kendala-kendala dalam
perdagangan internasional, contohnya : NAFTA, AFTA dan lain sebagainya.
c.
Perbedaan budaya Antarnegara
Perusahaan perlu memahami
adanya perbedaan budaya di setiap lingkungan yang berbeda, apalagi di
lingkungan internasional, maka perusahaan perlu mengetahui bagaimana cara
beradaftasi dan mengetahui kebiasaan masyarakat di tempat negara yang berbeda.
C.
Budaya Organisasi dan Kegiatan Bisnis
Budaya menunjukkan
gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu di tengah-tengah masyarakat dalam
melaksanakan aktivitas dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Di suatu
Negara tertentu juga terdapat kelompok-kelompok tertentu yang memiliki budaya
berbeda, itulah yang disebut sebagai sub-budaya. Hal yang sama sebuah
organisasi mempunyai budaya yang disebut sebagai budaya organisasi. Budaya
organisasi adalah suatu sistem yang merupakan bagian dari kepercayaan dan
nilai-nilai yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku para anggotanya.
Schien (2004)
mendefinisikan budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi dasar yang dapat
dipelajari oleh sebuah organisasi dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapinya dari penyesuaian dir eksternal dan integrasi internal, telah
bekerja dengan baik dan dianggap berharga, oleh karena itu di ajarkan kepada
anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari berfikir, dan merasakan
dalam hubungan untuk masalah tersebut.
Robins (2002) mengungkapkan bahwa budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut ada karakter tertentu yang dimiliki suatu organisasi sehingga membedakan suatu organsasi dengan organisasi lainnya. Karakteristik tersebut dibagi dalam beberapa tingkat yaitu:
Robins (2002) mengungkapkan bahwa budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut ada karakter tertentu yang dimiliki suatu organisasi sehingga membedakan suatu organsasi dengan organisasi lainnya. Karakteristik tersebut dibagi dalam beberapa tingkat yaitu:
1. Inovasi dalam
pengambilan resiko
2. Perhatian terhadap
detail
3. Orientasi terhadap hasi
4. Orientasi kepada
individu
5. Orientasi terhadap
kelompok
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Karakteristik-karakteristik
tersebut merupakan nilai (value) bagi suatu organisasi.
Kreitner dan Kinicki
(2001) mengatakan budaya organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki,
diterima secara implicit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok
tersebut merasakan, pikiran, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang ragam.
Berdasarkan pengertian tersebut budaya organisasi memiliki tiga karakteristik
antara lain: (1). Budaya organisasi diberikan kepada karyawan baru melalui
proses sosialisasi, (2). Mempengaruhi perilaku karyawan ditempat kerja, dan
(3). Berlaku pada dua tingkat yang berbeda, masing-masing tingkat beragam dalam
kaitannya dengan pandangan keluar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan.
Budaya organisasi dapat
dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih abstrak. Budaya organisasi yang
secara konkrit wujudnya dapat dilihat secara jelas sedangkan budaya organisasi
yang bersifat abstrak budaya merefleksikan pada nilai-nilai (volves) dan
keyakinan (belief) yang dimiliki para anggota organisasi.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL dan
ETIKA MANAJEMEN
A. Tanggung Jawab Sosial dari
Organisasi
1.
Lingkungan Sabagai Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi
Organisasi bisnis akan
berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan secara langsung
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan
yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap
organsasi atau perusahaan pada akhirnya perlu menyadari bahwa apa pun yang
dilakukannya merupakan reaksi atas tuntutan dari lingkungan atau juga
sebaliknya merupakan upaya untuk mempengaruhi lingkungannya.
Sebagai bagian dari
lingkungan masyarakat, maka organisasi bisnis perlu memliki tanggung jawab
bahwa kegiatan yang dilakukannya membawa ke arah perbaikan lingkungan
masyarakat pada umumnya.
Tanggung jawab sosial ini
dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan,
keadaan ekonomi masyarakat, dan lain sebaginya.
2.
Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial
No
|
Pandangan kelompok yang
Pro Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
|
Pandangan kelompok yang
Kontra Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
|
1
|
Kegiatan bisnis sering
kali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
|
Perusahaan tidak
memiliki ahli yang mengkhususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh
karena itu sulit bagi perusahaan bertanggung jawab.
|
2
|
Perusahaan adalah bagian
dari
lingkungan sosial
masyarakat,
oleh karena itu sudah
semestinya ikut
berpartisipasi dan
bertanggung jawab
atas apa yang terjadi di
masyarakat
|
Perusahaan yang ikut
berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam
lingkungan
sosial masyarakat justru
akan memiliki
kekuatan untuk
mengontrol masyarakat,
dan itu indikasi yang
kurang baik secara
Sosial
|
3
|
Perusahaan biasanya
memiliki sumber
daya untuk menyelesaikan
masalah di
lingkungan sosial
masyarakat
|
Akan banyak terdapat
konflik kepentingan di masyarakat jika perusahaan terlibat dalam aktifitas
sosial
|
4
|
Perusahaan adalah
partner dari lingkungan
sosial kemasyarakatan,
sebagaimana
halnya juga pemerintah
dan masyarakat
lain pada umumnya
|
Tujuan perusahaan bukan
untuk motif sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan
yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan
|
3.
Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
a. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yag
melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cendrung menolak atau
menghidarkan diri dari tanggung jawab sosial.
b. Strategi Defensif
Strategi ini dalam
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan
pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak
tanggung jawab sosial.
c. Strategi
Akomodatif
Berupa tanggung jawab
sosial pelayanan kesehatan, kebersihan, dll, bukan dikarenakan perusahaan
menyadari perlunya tanggung jawab sosial, akan tetapi dikarenakan adanya
tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal itu.
d. Strategi Proaktif
Tanggung jawab sosial
merupakan bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan Stakeholders. Jika
Stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima masyarakat dan akan dapat
menambah pelanggan. Kemudian perusahaan akan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar