Minggu, 12 Oktober 2014

Empat Tingkatan Ilmu Dalam Islam





Dalam Islam, pemahaman/persepsi alias ilmu dibagi menjadi 4 jenis. berikut urutannya dari tingkatan ilmu yang paling rendah ke tingkat yang paling utama :

1. Khayal (Fantasi)
Adalah jenis ilmu yang tak memiliki misdaq (wujud luar/realitas) selain di dalam benak. ia adalah jenis pemahaman yang lahir dari khayalan, fantasi, ilusi, dan berbentuk mitos-mitos. nilai kebenarannya ‘zero point’ tidak ada sama sekali.

2. Syak (Ragu)
Adalah jenis ilmu yang nilai kebenarannya ‘fifty-fifty’. mungkin benar, mungkin salah. orang yang memiliki pemahaman dalam tingkatan ini selalu berada dalam keragu-raguan sebelum hujjah terpenuhi. kalau bukti dan argumentasi terpenuhi, barulah keraguannya berubah menjadi keyakinan.

3. Dzon (Dugaan)
Ini adalah jenis ilmu yang paling banyak dimiliki oleh umat manusia. apa itu dzon (dugaan)? dzon adalah ‘mendengar’, bukan ‘melihat’. dzon adalah ‘katanya’, bukan ‘nyatanya’.  pengetahuan kita akan segala sesuatu bisa dibilang 95% lebih hanyalah dugaan (dzon) belaka. baik prasangka baik (khusnudzon), mau pun prasangka buruk (su’udzon). al-Qur’an pun menegaskan hal ini (Q.S. al-Hujuraat: 12)
Ketika kita membaca buku, diajari guru/dosen, bahkan melihat layar televisi sekali pun, harus disadari bahwa itu  semua tak lebih dari ‘katanya’ belaka. tak ada jaminan 100% bahwa apa yang kita baca, dengar, dan lihat melalui media-media/orang tersebut itu adalah benar-benar faktual. selama kita tidak melihat dgn mata kepala kita sendiri tak ada yang menjamin bahwa itu adalah fakta yang benar-benar terjadi. ini jaman teknologi bung! tulisan bisa dipalsu, foto bisa disotosop, bahkan video-pun bisa diedit… ini adalah zaman di mana penipu terbesar adalah media massa.
Sayangnya, kebanyakan orang mengira bahwa dugaan (dzon) mereka itu adalah sebuah ilmu yang berada di tahap yaqin (pasti). mereka begitu dungu dan mudah percaya, dan karenanya mudah dipermainkan dan diadu-domba oleh segelintir orang yg memiliki kepentingan. bukankah kita lihat sendiri hanya dgn berita-berita palsu, foto-foto sotosop dan video-video editan, orang-orang baik (tapi bodoh) malah mendukung kekejian tak terperi dan berbondong-bondong menumpahkan darah saudara seimannya sendiri Iraq, Libya, Suriah???

4. Yaqin (Pasti)
Yakin adalah tingkatan ilmu yang paling sempurna. yaitu pemahaman yang benar (bukan khayal), pasti (tidak ragu), dan jelas (bukan sekedar dugaan). yakin adalah ‘melihat’, bukan sekedar ‘mendengar’. ‘nyatanya’, bukan sekedar ‘katanya’.
Dalam logika, keyakinan adalah ketika terpenuhinya semua argumen dalam benak mengenai suatu pemahaman tertentu. dasarnya adalah prinsip-prinsip aksiomatis (dasar segala argumentasi) yang apriori (kebenarannya terbukti dengan sendirinya dan tak terbantahkan). tanpa itu, tak ada kebenaran. tak ada keyakinan.
Dalam pandangan irfan, keyakinan aksiomatis dalam pemahaman akal bukanlah keyakinan yang sesungguhnya. karena sekuat apa pun rumus aksioma di benak seseorang, itu tetaplah tak lebih dari ‘gambaran’. tak lebih dari sekedar ‘tahu’ (secara konseptual). tetap tak lebih dari sekedar ‘kaki kayu’ yang selamanya tak akan bisa menyentuh samudera realitas yang hakiki.
Keyakinan yang sejati adalah keyakinan yang tak hanya ‘tahu’, tapi juga ‘mengalami’. tak hanya ‘mengalami’, tapi juga ‘menjadi’. keyakinan sejati adalah ketika ‘pengetahuan’ telah diamalkan dan menyatu dengan ‘diri’ yang ‘mengetahui’. sehingga ‘ilmunya adalah dirinya’, dan ‘dirinya adalah ilmunya': kata-katanya adalah tindakannya, tindakannya adalah kata-katanya.
Sehingga tidak heran jika dikatakan atas prototype kemanusiaan: insan suci termulia di alam semesta, Muhammad Al-Mustafa SAW: ‘dia adalah Al-Qur’an yang berjalan. Al-Qur’an adalah dia yang duduk.’

O, betapa kami, manusia adalah binatang yang dungu
O, betapa jauh perjalanan. betapa sedikitnya bekal…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar