Kamis, 02 Oktober 2014

Makalah "Pengaruh Lingkungan Bisnis Kontemporer Terhadap Manajemen Biaya"






PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Secara global, lingkungan dunia usahasaat ini berada dalam masa transisidari era revolusi industry menuju era revolusi informasi dan komunikasi. Komunikasi informasi makin bernutu dan makincepat menyebabkan perubahan lingkungan yang cepat, dinamik dan rumit.Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner, namun seringkali bersifat revolusioner. Pada saat ini tejadi perkembangan teknologi dalam tiga sektor utama yaitu (1) teknologi transportasi ; (2) teknologi manufaktur; (3) teknologi informasi dan komunikasi.
Perkembangan teknologi transportasi memungkinkan produk yng berupa barang dan jasa mengalir dari bagian dunia yang satu ke bagian dunia yang lain dengan jumlah relative besar, dalam waktu yang relative singkat serta dalam harga yang relative murah.
Dalam bidang pemanufakturan timbul teknologi pemanufakturan maju (advanced manufacturing technology).Perkembangan teknologi ini didorong oleh danmendorong persaingan global. Dalam persaingan global, konsumen menginginkan produk yang bermutu tinggi, sangat fungsional, dan berharga murah. Untuk menjawab kebutuhan konsumen terebut perusahaan harus menggunakan strategi unggul (excellent) dengan mengutamakan tujuan laba jangka panjang. Strategi ini dapat dilaksanakan jika perusahaan mengasai teknologi pemanukfakturan maju.Teknologi pemanufakturan maju adalah teknologi yang memungkinkan perusahaan menghasilkan produk yang bermutu tinggi,meningkatkan produktivitas dengan cara mengeleminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah,sehingga biaya perusahaan secara total dapat ditekan dan kebutuhan konsumen dapat dipenuhi.
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perubahan lingkungan bisnis yang semakin pesat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan termasuk system manajemen biaya perusahaan. Untuk itu penulis terdorong untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER TERHADAP MANAJEMEN BIAYA”

B.     Identifikasi Masalah
Untuk menghindari pelebaran masalah pada penyusunan makalah ini maka penulis menetapkan identifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud lingkungan bisnis kontemporer ?
2.      Seperti apa ruang lingkup manajemen biaya ?
3.      Bagaimana pengaruh lingkungan bisnis kontemporer terhadap manajemen biaya ?

C.    Tujuan Makalah
Dalam penyusunan makalah ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui :
1.      Ruang lingkup lingkungan bisnis kontemporer ;
2.      Ruang lingkup manajemen biaya ;
3.      Pengaruh lingkungan bisnis kontemporer terhadap manajemen biaya.

D.    Kegunaan Makalah
1.      Bagi penulis
Secara teoritis berguna untuk menambah wawasan dan memperoleh gambaran mengenai lingkungan bisnis masa kini. Dan secara praktis makalah ini berfungsi untuk panduan untuk mengelola perusahaan dengan lingkungan bisnis yang semakin kompetitif.
2.      Bagi pembaca
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak lain terutama mahasiswa FKIP Ekonomi/Tata Niaga yang membutuhkan.


E.     Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan beberapa teknik penyusunan yaitu sebagai berikut.
1.      Studi pustaka, yaitu teknik penyusunan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku sumber
2.      Media internet, yaitu teknik penyusunan melalui pencarian informasi menggunakan tekhnologi internet.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Lingkungan Bisnis Kontemporer
Wahjudi Prakarsa (1994) menyatakan bahwa perubahan lingkungan usaha yang berlangsung sejak dasawarsa 1980-an telah membawa dampak yang sangat besar terhadap misi dan strategi perusahaan. Perubahan yang didorong revolusi informasi dan komunikasi membuat para konsumen menjadi makin menuntut.
Selanjutnya, perubahan ini telah megubah fungsi obyektif perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tidak lagi ditentukan oleh fungsi obyektif yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, karena fungsi obyektif tersebut pada hakekatnya hanya merupakan akibat, bukan sebab, dari aktivitas penciptaan nilai tambah. Fungsi obyektif perusahaan kini diarahkan pada kepuasan pelanggan.
1.      Perubahan Paradigma Organisasi dan Manajemen
Pada era revolusi industry, kemajuan teknologi produk dan proses menyebabkan terjadinya perubahan sifat produksi dari produk satuan menurut pesanan berturut-turut ke small batch products, large batch product dan akhirnya ke commodity products. Sejalan dengan perkembangan teknologi produk dan proses terjadi pula perubahan secara bertahap terhadap konsumen. Konsumen secara bertahap pula menjadi makin rewel walaupun belum pada tingkatan yang relative tinggi. Dengan kata lain terjadi perubahan dominasi pasar secara bertahap dari sellers market ke buyers market.
Pada era revolusi informasi perubahan dominasi pasar akan berlanjut karena pasar akan makin didominasi oleh para konsumen yang makin demanding aau cerewet, yang tidak puas dengan barang produksi missal. Dengan demikian terdapat kecenderungan proses produksi masa berbalik arah berturut-turut ke large batch product, small batch product, bahkan ke custom product.
Beberapa perbedaan penting tentang perubahan pasar dan sifat produksi pada Era Revolusi Industri dan Era Revolusi Informasi, tampak pada table sebagai berikut :

Perubahan Pasar Dan Sifat Produksi Pada Era Revolusi Industry Dan Era Revolusi Informasi
Era Revolusi Industri
Era  Revolusi Informasi
Evolusi dan custom product, small batch products, large batch products dan akhirnya commodity products.
Perubahan dari commodity products ke large batch products, small batch products dan akhirnya kembali ke custom products.
Kecenderungan untuk melakukan vertical integration (administrative hierarchies)
Kecenderungan kea rah mekanisme pasar (market mechanism)
Konsumen belum begitu cerewet
Konsumen cenderung makin cerewet
Big is beautiful
Small is beautiful
Product life cycle relative panjang
Product life cycle makin pendek
Persaingan dalam skala nasional dan internasional
Persaingan dalam skala global GATT, APEC


2.      Teknik Manajemen Kontemporer
Para manajer biasanya menggunakan teknik-teknik berikut ini untuk mengimplementasikan strategi perusahaan dalam mencapai keberhasilan pada faktor-faktor keberhasilan kritis seperti :
a.       Benchmarking
adalah proses identifikasi factor keberhasilan kritis (critical success factors),mempelajari tentang praktik-praktik yang pernah dilakukan oleh perusahaan lain dan kemudian mengimplementasikan perbaikan dalam proses perusahaan untuk kinerja yang sama dengan para pesaingnya.
b.      Total Quality Management (TQM)
adalah teknik manajemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan pelanggan.Upaya ini meliputi peningkatan funsional produk,kehandalan,ketahanan dan kemudahan produk untuk diperbaiki
c.       Continous Improvement
adalah konsep kaizen di Jepang yang dilakukan manajemen untuk melakukan perbaikan kuaitas dan factor-faktor keberhaasilan kritis.PErgeseran paradigm ke perbaikan berkelanjutan disebabkan oleh semakin terbulennya lingkungan bisnis dan persaingan semakin ketat yang dihadapi perusahaan.Oleh karena itu,personel perusahaan dituntut untuk senantiasa memiliki keyakinan dasar yang membimbing mereka untuk melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap system dan proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi costumer.
d.      Activity-Based Costing (ABC)
adalah teknik manajemen untuk melakukan analisis aktivitas guna meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya .Teknik manajemen dengan paradigm baru (ABC) didesain untuk semua jenis perusahaan, baik perusahaan manufaktur,perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Di masa mendatang, ABC akan mejadi system informasi yang berpotensi besar sebagai alat pemantau rencana yang efektif karena informasinya dijadikan dasar untuk mengelola aktivitas.
e.       Activity-Based Management (ABM)
adalah teknik manajemen untuk melakukan analisis aktivitas gna meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian manajemen.ABM memiliki dua dimensi yaitu :
1)      Dimensi biaya
bermanfaat memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas ,produk dan pelanggan.
2)      Dimensi proses
bermanfaat memberikan informasi tentang aktivitas apa saja yang dilakukan,mengapa aktivitas itu dilakukan dan seberapa baik dilakukan.
f.       Reengineering
adalah teknik manajemen untuk melakukan rekayasa ulang fungsi organisasi dan manajemennya untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Di era kompetisi global,banyak perusahaan melakukan rekayasa ulang sebagai paya untuk menurunkan biaya operasional dan biaya manajemen.
g.      Theory of Constraint (TOC)
adalah strategi untuk membantu perusahaan scara efektif meningkatkan factor keberhasilan kritis yang sangat penting seperti identifikasi dari eliminasi kesenjangan dalam proses produksi
h.      Mass Custimization
adalah manajemen dimana pemasaran dan proses produksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari pengiriman produk pemesanan dan jasa kepada pelanggan.
i.        Target Costing
adalah teknik manajemen untuk melakukan reduksi biaya produk agar harga kompetitif dan perusahaan sudah mendapatkan laba yang diinginkan. Formula untuk target biaya = harga yang ditentukan pasar-laba yang diinginkan.
j.        Life-Cycle Costing
adalah teknik manajemen untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selamasiklus hidup produk. Siklus hidup produk meliputi :
1)      Riset dan pengembangan
2)      Desain produk termasuk membuat prototype, menerapkan target costing dan pengujian
3)      Produksi,inspeksi,pengepakan dan penggudangan
4)      Pemasaran, promosi, dan distribusi
5)      Pelayanan pelanggan
k.      Balanced Scorecard
adalah teknik manajemen untuk melaporkan informasi stratejik baik yang bersifat keangan dan non keuangan yang memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kompetitif. Ada empat pespektif dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yaitu :
1)      Perspektif keuangan
2)      Perspektif pelanggan
3)      Perspektif proses bisnis internal
4)      Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

B.     Manajemen Biaya
1.      Pengertian dan Manfaat Manajemen Biaya
Manajemen biaya merupakan suatu system yang didesain untuk menyediakan informasi daik bersifat keuangan (pendapatan dan biaya) maupun non keuangan (kualitas dan produktifitas) bagi manajemen untuk identifikasi peluang-peluang penyempurnaan, perancanaan stratejik dan pembatasan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlkan oleh organisasi.
Manajemen biaya bermanfaat bagi manajemen untuk :
a.       Perencanaan dan pengendalian
b.      Membantu manajemen dalam meningkatkan ketertelusuran biaya
c.       Membantu manajemen dalam mengoptimalkan kinerja daur hidup secara total
d.      Membantu manajemen dalam pembuatan keputusan
e.       Membantu manajemen dalam proses manajemen investasi
f.       Membantu manajemen dalam mengorganisasi berbagai tingkat otomasi.
Manfaat lain dari manajemen biaya adalah membantu perusahaan dalam menerapkan teknik manajemen baru seperti Bencmarking, Total Quality Manajemen,  Continous Improvement, Activity Based Costing dan Activity Based Manajemen, Reengineering, Theory Of Constraint, Mass Customization, Target Costing, Life Cycle Costing, dan Balanced Scored.
Output dari system manajemen biaya yang baru adalah informasi biaya yang dapat dipakai untuk mengelola dan memperbaiki aktivitas dan proses bisnis yaitu upaya pengurangan biaya, termasuk aktivitas menjadi lebih baik dan usaha melakukan pekerjaan menjadi lebih baik.
Umpan balik dengan paradigma baru ini, diharapkan manajemen tidak terbatas pada informasi biaya semata, tetapi juga informasi tentang biaya aktivitas dan proses bisnis, biaya dari aktivitas yang tidak bernilai tambah, biaya produk, pengukuran kinerja dan pemicu biaya.

PERBEDAAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA (SMB) TRADISIONAL DAN KONTEMPORER
SMB Tradisional
SMB Kontemporer
1.      Cost driver (pemicu biaya) berdasarkan unit
1.      Cost driver berdasarkan unit dan non unit
2.      Intensif alokasi
2.      Intensif penelusuran
3.      Perhitungan biaya produk yang sempit dan kaku
3.      Perhitungan biaya produk yang luas
4.      Fokus pada pengelolaan biaya
4.      Fokus pada pengelolaan kegiatan
5.      Informasi biaya singkat
5.      Informasi kegiatan yang rinci
6.      Memaksimumkan kinerja unit  individu
6.      Memaksimumkan kinerja system
7.      Menggunakan ukuran kinerja keuangan
7.      Menggunakan ukuran kinerja keuangan dan kinerja non keuangan


2.      Perubahan Visi, Misi dan Strategi
Perubahan skala perusahaan yang belangsung selama revolusi industry mendorong perusahaan dalamstruktur kepemilikan dan struktur kekuasaan yang mendominasu perusahaan. Sejalan dengan perubahan ini, fungsi obyektif perusahaan juga ikut berubah dari maximizing owners satisfaction ke arah maximizing production dan marketing mangers dan akhirnya maximizing financial managers satisfaction.
Para pelanggan yang cendeung makin cerewet dalam era revolusi informasi mengakibatkan perubahan yang mendasar dalam fungsi obyektuf perusahaan. Dalam era revolusi industry fungsi obyektif prusahaan mengaah pada maximizing stockholders satisfaction (memuaskan para pemilik sumber daya), sedangkan dalam era revolusi informasi arah fungsi obyektif perusahaan adalah maximizing customer satisfaction.

Era Revolusi Industri
Era Revolusi Informasi
Perubahan fungsi objektif dari Owners’satisfaction ke professional satisfaction
Perubahan fungsi obyektif kearah customers satisfaction dengan tujuan akhir stockholders satisfaction
Evolusi pendekatan strategi kea rah pendekatan perencaan operasional
Evolusi pendekatan strategi jangkan panjang untuk menghadapi persaingan masa depan
Perubahan dari survival, growth, dan akhirnya return of investment strategi
Reinventing dan regenerating the industry
Perubahan generic strategi dari product differentationke cost leadership
Kembali ke product differentiation dan focus
Push strategy
Pull strategy



C.    Pengaruh Lingkungan Bisnis Kontemporer Terhadap Manajemen Biaya

Sebagai akibat dari perubahan paradigma organisasi dan manajemen yang dikarakterisasikan dengan adanya perubahan sifat proses produksi,outsourcing,product life cicle makin pendek , dan lain sebagainya sehingga perubahan system biaya yang merupakan information flow yang mendampingi phisicial flow.
System biaya telah digunakan perusahaan untuk dapat menyajikan pengukuran kinerja secara berkala,yang biasanya bersama-sama dalam laporan bulanan atau triwulan.Dengan terjadinya perubahan yang makin komplek pada phisicial flow sebagai akibat perubahan paradigm organisasi dan manajemen menyebabkan system biaya yang digunakan menjadi tidak sesuai dan menyebabkan distorsi pada perhitungan biaya produksi per unit dan ini akan menyulitkan berbagai kebutuhan pengambilan keputusan.
Distorsi terjadi karena sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan produk tidak diatribusikan secara tepat pada pusat aktivitas yang menyerap biaya itu (activity center) atau produk.Beberapa penyebab terjadinya distorsi,antara lain :
1.      Tidak adanya keterkaitan biaya yang dialokasikan terhadap produk yang dihasilkan,seperti biaya riset dan pengembangan yang pada hakekatnya merupakan cost for future product.
2.      Terdapat biaya-biaya yang dilupakan sebagai biaya produk dan dibebankan sebagai period costs,seperti biaya after sales service atau biaya customer service.
3.      Distorsi terjadi karena cara pengalokasian atas biaya bersama ( common cost ) pada produk secara asal-asalan seperti atas dasar unit produk,biaya bahan baku,upah langsung.Yang sebenarnya perlu diteliti keterkaitan biaya tersebut dan perlu dijenjangkan terlebih dahulu.
Disamping masalah costing,yang tentunya berdampak pada proses manajemen ( perencanaan,pengambilan keputusan, dan pengendalian) yang tidak kalah pentingnya adalah masalah evaluasi kinerja.Ukuran-ukuran kinerja tradisional (keuangan) sudah tidak memadai lagi, Hal ini disebabkan karena tolak ukur keuang hanya mengukur biaya dan bukan nilai yang diciptakan.Sebaliknya, pengurangan dana untuk transaksi diatas akan menunjukan hasil keuangan yang cukup menarik dalam jangka pendek. Namun demikian, hal tersebut akan menghancurkan nilai dan kinerja keuangan di masa depan.Oleh karena itu diperlukan suatu alat ukur kinerja komprehensip.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Perubahan lingkungan bisnis dari masa kemasa dapat dikategorikan dalam dua kategori masa yaitu :
a.       Era revolusi industry
b.      era revolusi informasi.
Saat ini dunia usaha sedang dalam masa transisi menuju era revolusi informasi.
2.      Era revolusi informasi yang penuh dengan persaingan baik dipasar global maupun pasar domestic menuntut setiap perusahaan untuk mampu membuat keputusan-keputusan strategik,keputusan operasional dan pelaksanaan operasional yang tepat didalam situasi pengruh eksternal yang dominan. Keputusan yang diambil manajemen membutuhkan serangkaian informasi yang diantaranya inforasi biaya produk sebagai output system biaya manajemen ( cost management system) .

B.     Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sehingga diharapkan pembaca mampu mengimplementasikan isi dari makalah ini dalam kehidupan nyata dimasyarakat untuk menunjang pengenalan lingkungan bisnis serta penerapannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anthony Robertn N., John Dearden dan Vijay Govindarajan, (1992). Management Control System, 7 th edition, Homewood : Ricard D. Irwrin, Inc
Arsono Laksmana, (1995). Pengaruh Struktur, Perilaku dan Komunikasi, serta Implikasinya Terhadap Kineja Perusahaan Dalam Sistem Manajemen Biaya Aktivitas Pembelian, Unpublish Dissertation, Surabaya : FPS-Unair  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar