PERAN DAN FUNGSI TAUHID
DALAM KEHIDUPAN
SOSIAL
Disusun Oleh :
Rizaldi Suaib
UMS UNIVERSITAS
MUHAMMADYAH SORONG
FAKULTAS TEKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil
‘alamin.Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi
ajma’in.
Puji
syukur marilah kita haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat
kepada kita semua.
Shalawat serta salam tidak lupa mari
kita senandungkan untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Penulis
menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah TAUHID yang diampu oleh Ibu Dra. Siti Johariyah, M.A .Dalam menulis
makalah ini, penyusun merasa banyak kekurangan dan kesalahan dikarenakan
penyusun masih dalam tahap belajar.
Akan tetapi, penyusun tetap berharap
aupaya makalah ini bermanfaat bagi siapaun yang membacanya.
Sorong, 12 Oktober 2014
Penyusun
Rizaldi Suaib
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………...…….i
Daftar
Isi………………………………………………………………................... ii Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah…………………………………………..…….1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………….…….…..1
Pembahasan
A. Pengertian Tauhid………………………………………………………2
B.
Peran tauhid dalam kehidupan social……...……………………………3
C.
Fungsi-fungsi social tauhid dalam kehidupan muslim di era modern….4
Penutup
A.
Kesimpulan……………………………………………………………..7
B.
Saran……………………………………………………………………7
C.
Daftar Pustaka………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi
manusia, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang
patut kita renungkan adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta
kurangnya fungsi tauhid dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini. Kebanyakan
manusia hanya mementingkan kepentingan dunia dibanding kepentingan akhirat.
Sehingga yang terealisasi hanyalah
sifat-sifat manusia yang berbau duniawi, seperti hedonism, fashionism, kepuasan hawa nafsu, dan lain-lain.
Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan
menempatkan peran tauhid secara benar dan sesuai dengan keadaan zaman manusia
sekarang ini.
Padahal, jika, masyarakat modern saat ini menempatkan tauhid
dalam kehidupan sehari-harinya, insya
allah, akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari
sifat-sifat tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan
tindakan-tindakan yang melanggar hokum agama, maupun hokum perdata dan pidana
Negara.
B. Rumusan
Masalah
Permasalahan yang kami angkat dalam
makalah ini adalah :
1. Mengapa tauhid penting bagi
kehidupan social ?
2. Bagaimana peran tauhid
dalam kehidupan social masyarakat modern saat ini ?
3. Apa fungsi tauhid bagi
kehidupan social ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tauhid
Tauhid
adalah salah satu hal terpenting yang harus difahami, dimiliki dan dipegang
teguh oleh umat islam, karena dengan
tauhid seseorang dapat mengerti apa arti dari kehidupan yang dia jalanani.
Dalam
ajaran islam kalimat tauhid terbagi menjadi dua bagian yang sangat berhubungan
antara satu dengan yang lainya, yaitu Nafyu
dan Isbat.
Nafyu (peniadaan), kalimat tersebut adalah Laailaaha
yang artinya” tiada Tuhan”, maksud dari kalimat itu iyalah meniadakan
segala macam Tuhan, sehingga di muka bumi ini tiada apapun yang patut disembah,
dipuja, diimani dan ditaati.
Isbat (menetapkan), kalimat tersebut adalah Illallah yang artinya “ kecuali Allah”,
maksud dari kalimat itu iyalah memunculkan pemahaman tentang keberadaan Allah
sebagai satu-satunya Tuhan di dalam fikiran kita setelah kita menghapus segala
macam Tuhan yang ada di dalamnya.
Tauhid
mempunyai peran besar terhadap hidup manusia, karena dengan tauhidlah manusia
dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka. Marilah kita tengok di dalam
kehidupan kita pada zaman yang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup
tanpa tujuan yang jelas, mereka bekerja siang malam banting tulang hanya untuk
mendapatkan harta yang banyak, dengan harta itulah mereka berusaha memuaskan
hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yang telah mereka lakukan,
padahal Allah telah berfirman dalam ayat-Nya, yang artinya ”Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah
kepadaku”.
Maka
jelaslah tujuan hidup manusia sesungguhnya, yaitu hanya beribadah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala saja dan bukan untuk yang lain, karena segala macam
perbuatan yang kita lakukan mulai dari makan kita, tidur kita, belajar kita,
dan segalamacam usaha yang kita lakukan jika kita niatkan untuk beribadah
kepada Allah niscaya semua itu adalah pahala bagi kita.
B. Peran
Tauhid dalam kehidupan sosial
Tauhid menempati kedudukan sentral dan esensial
dalam islam, tauhid berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari
seluruh rasa hormat, rasa syukur, dan sebagai satu-satunya sumber nilai dalam
islam.
Manusia
yang bertauhid mengemban tugas untuk membersihkan manusia dari menyembah
manusia, hewan, tumbuhan, matahari, berhala, dan lain-lain kepada menyembah
alloh. Dengan tauhid, kedudukan manusia sama manusia yang lain, yang membedakan manusia dihadapan alloh adalah
tingkat ketaqwaannya(QS. Al Hujurat: 13)
Hubungan
manusia tidak hanya dengan tuhannya, tetapi juga mencakup hubungan horisontal
dengan sesamanya. Maka dari itu tauhid juga memiliki fungsi membentuk suatu
masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya nilai
keadilan sosial sehingga memberikan insipirasi pada manusia untuk mengubah
dunia disekelilingnya agar sesuai dengan kehendak alloh. Hal ini akan memicu
manusia untuk membentuk suatu misi yang bertujuan mengubah dunia, menegakkan
kebenaran, dan keadilan, merealisasikan berbagai nilai-nilai utama dan
memberantas kerusakan dimuka bumi. Dengan misi ini akan terwujud kehidupan
sosial yang adil, etis, dan agamis.
Dalam
konteks pengembangan umat, tauhid berfungsi mentransformasikan setiap individu
yang meyakininya menjadi manusia yang lebih ideal dalam arti memiliki
sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu sosial,
politik, ekonomi, dan budaya.
1. Memiliki komitmen utuh pada
Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah
Allah sesuai dengan kadar kemampuannya.
2. Menolak pedoman hidup yang
datang bukan dari Allah.
3. Bersikap progresif dengan
selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat istiadatnya,
tradisi dan paham hidupnya.
4. Tujuan hidupnya amat jelas.
Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah semata. Ia tidak
akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal tanpa nilai sehingga
tidak pernah mengejar kekayaan, kekuasaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan.
Sebaliknya, hal-hal tersebut hanyalah sebagai sarana mencapai keridlaan Allah.
5. Memiliki visi yang jelas
tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama manusia lain , suatu kehidupan
yang harmonis antara manusia dan Tuhannya,[1][1]
C. Fungsi- fungsi
sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern
1.
Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua
makhluk.
Sampai
sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung mengikuti
tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang
menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya fikirr
kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan
bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka
akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman
Allah SWT SWT :
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا
لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا [٣٣:٦٦]
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا
وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا [٣٣:٦٧]
“Pada hari
ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar). ".( QS. Al- Ahzaab : 66-67).
Fungsi
ini dirujukkan pada kalimat “LailaahaillAllah SWT” ( tidak ada Tuhan selain
Allah). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan
mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah” berarti seorang muslim
telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq, maka umat muslim
mengemban tugas untuk melaksanakan “ tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad
ila ‘ibadatillahi ” atau membebaskan manusia dari menyembah sesama
manusia kepada menyembah Allah SWT semata.
2.
Menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila
kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu
kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan
kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran jernih.
Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ
هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا [٢٥:٤٣]
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ
يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ
هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ سَبِيلًا [٢٥:٤٤]
“Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”.( QS. Al- Furqon : 43-44)
3.
Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Maksudnya
ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran
mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak,
potensial, maupun yang konkret. Sehingga manusia tidak melampaui batas dalam
pemahaman suatu keilmuan yang membuat dirinya lalai dan merasa benar hingga
akhirnya membawa mereka kepada kesombongan yang pasti berakhir dengan
kehancuran. Contoh Hitler dengan tentara Nazinya, dengan ilmunya Hitler merasa
bahwa gagasan yang dia miliki mampu membawa umat manusia menuju peradaban yang
lebih maju, namun karena ilmu tersebut tidak dilandasi dengan Aqidah, maka yang
terjadi adalah kehancuran rezim yang dimilikinya.
4. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya
dilaksanakan secara konsisten.
Dengan
menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah
yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak
terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki
kekuatan maupun kekuasaan selain Ilahirabbi.
5. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka.
Dengan
kata lain, kita meyakini bahwa semua aktivitas yang kita lakukan maupun
kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur
dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia
mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang
tersembunyi maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan
tiada Tuhan selain Dia. Dengan demikina akan terwujud keyakinan yang kukuh dan
konsekuen, sehingga tidak mudah terombang ambing oleh perkembangan zaman dan
tidak terpenaruh keyakinan yang menyesatkan.[2][2]
Dengan
Tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, tetapi juga akan sadar bahwa
kedudukannya sama dengan manusia manapun. Tidak ada manusia yang lebih superior
atau inferior terhadap manusia lainnya. Setiap manusia adalah hamba Allah yang
berstatus sama. Jika tidak ada manusia yang lebih tinggi atau lebih rendah
daripada mnusia lainnya di hadapan Allah, maka juga tidak ada kolektivitas
manusia, baik sebagai suatu suku bangsa ataupun suatu bangsa , yang lebih
tinggi atau lebih rendah daripada suku bangsa atau bangsa lainnya. Semuanya
berkedudukan sama di hadapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah tingkat
ketakwaan pada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di depan dapat diketahui bahwa Tauhid mempunyai berbagai macam
fungsi dan peran yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial
yakni membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua
makhluk, menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa
nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka, Sebagai frame
of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai
pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh
umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten,
Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah bahwa tauhid erat hubunganya dengan
kehidupan sosial karena dengan ber tauhid manusia dapat mengetahui tujuan hidup
mereka yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala secara vertical yaitu
langsung kepada Allah dengan ibadah makdoh
dan Horizontal yaitu beribadah dengan sesama makhluk Allah dengan ibadah ghoirumakdoh.
Dengan menancapakan
kalimat Lailahailallah dalam hati, maka akan diketahui bahwa
segala hal bentuk penyembahan terhadap
sesama manusia merupakan suatu perbuatan yang bisa menduakan Allah SWT serta
mengingkari kekuasaannya, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatunya di
alam ini, baik yang ada di langit maupun ada di bumi. Dan apabila semua ini
dapat direalisasikan dalam kehidupan secara konsisten maka akan tercipta
kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
B. Saran
Kita sebagai umat beragama sebaiknya
dapat mengambil hikmah dari fungsi dan peran yang telah dibahas diatas. Dengan
demikian, kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.